
Tokoh Dursasana dalam bentuk wayang kulit purwa, buatan Kaligesing Purworejo,koleksi Tembi rumah budaya. (Foto: Sartono)
Sepanjang hidupnya Dursasana selalu mendukung semua rencana Duryudana untuk membunuh para Pandawa, yang adalah adik sepupunya. Dursasana berbadan tingi besar. Tangannya tidak mau diam, selalu bergerak-gerak pada setiap aktivitasnya. Pada waktu duduk, pada waktu bicara, bahkan pada saat tidur pun tangan Dursasana selalu bergerak-gerak.
Demikian hingga berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus pakaian Durpadi yang dilepas Dursasana, tidak membuat Durpadi telanjang. Pakaian yang dikenakan masih utuh menempel di badannya. Dursasana kehabisan tenaga, ia terbaring lemas tertimbun pakaian Durpadi yang menggunung.
Atas kekurangajaran Dursasana yang kelewat batas, Dursasana menerima hukum karma. Walaupun ia mempunyai pusaka sakti yaitu panah Kyai Barla, ia tak kuasa menandingi kesaktian Wrekudara. Dursasana mati secara mengenaskan di tengah sungai Kelawing atau Cing-Cing Goling. Darahnya dipakai keramas Durpadi yang telah dikurangajari habis-habisan. (Herjaka HS)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !