Headlines News :

Latest Post

Showing posts with label Religi. Show all posts
Showing posts with label Religi. Show all posts

Urutan Peristiwa Kiamat Besar

Written By Paknetyas on Thursday, January 2, 2014 | 4:27 PM


 

Segala pujian hanyalah bagi ALLAH tuhan yang Maha Suci dan Maha Agung. Satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Tidak ada sekutu bagi ALLAH sang penguasa alam ghaib, DIA pemilik segala rahasia dan ditangan ALLAH langit dan bumi. Salam dan selawat senantiasa tercurah kepada insan utama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam pemimpin kaum mukmin.
Untuk memudahkan pembaca memahami penafsiran hadis-hadis dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam yang telah dan akan kita sampaikan dalam forum CR ini, maka kita akan menyampaikan terlebih dahulu rangkaian peristiwa yang terjadi menurut hadis Rasul, yang kita bagi menjadi 3 phase yaitu:

  •   Phase 1 adalah tanda-tanda kecil yang sudah terjadi hingga Perang Dunia 3
  •   Phase 2 adalah masa-masa emas Islam bersama Imam Mahdi dan Nabi Isa al Masih
  •   Phase 3 adalah tanda-tanda besar hingga berdirinya kiamat

Semoga dengan penafsiran yang diambil dari pendapat orang-orang pandai itu dapat kita jadikan sebagai renungan dan pelajaran, sudah seberapa banyakkah amalan dan ibadah yang kita kerjakan kepada ALLAH? Dan sudah siapkah diri kita apabila maut itu datang menjemput?
Semoga ALLAH subhanahu wa ta’ala memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

PHASE 1

Urutan peristiwa ini dihitung dari seluruh tanda-tanda kecil kiamat hingga terjadinya peperangan besar yaitu Perang Dunia 3 yang merupakan tanda awal datangnya Imam Mahdi dan pembaiatan beliau oleh seluruh umat muslim di dunia. Saat ini kita berdiri ditahun 2006, insya ALLAH yang akan kita dengar berita dunia selanjutnya adalah penyerangan Amerika dan sekutunya terhadap Syria, dengan dalih perang melawan terorisme internasional.

Tujuan mereka selanjutnya yaitu menguasai Saudi Arabia, mungkin serangan Amerika ini hanya sebagai “bantuan” kepada seorang keluarga Kerajaan yang ingin berkuasa di Arab, kemudian mereka menyebut pemimpin baru ini sebagai “As Sufyani”. Selanjutnya Amerika juga akan menyerang Iran yang diketahui mempunyai banyak nuklir. Turki yang berteman dengan Amerika akan mengambil alih Irak. Invasi Turki atas Irak ini akan menjadi dalih oleh Rusia untuk memasuki Turki. Pada saat Amerika berada di Iran, maka kaum Muslim Khurasan tentu akan melakukan perlawanan terhadap mereka. Pada saat yang bersamaan pula, Rusia menyerang Turki dan pangkalan militer Amerika disana. Dan serangan Rusia itu akan memancing dunia untuk terlibat dalam PD3. Rusia-Perancis-Jerman-China-Korea akan berada pada blok WARSAWA, sedangkan Amerika-Inggris-Italy-Spanyol-Australia-Jepang-India berada pada blok NATO, sedangkan Arab yang dipimpin “As Sufyani” akan berpihak ke NATO. Pada perang ini masing-masing negara akan saling tembak dengan nuklir.
.




PHASE 2

Urutan peristiwa dihitung sejak terjadinya Perang Dunia 3 yang mana setelah perang ini maka Imam Mahdi akan datang.  Pada perang ini Rusia dan sekutunya akan kalah. PD3 ini hanya terjadi selama beberapa bulan saja, namun dunia akan penuh kehancuran. Setelah perang ini, masuklah musim haji dan Imam Mahdi akan bersama rombongan haji. Beberapa kejadian ajaib akan menandai kehadiran beliau yang akan diketahui oleh seluruh umat muslim dunia. Sesudah dibaiat, kemudian Imam Mahdi memimpin seluruh muslim untuk berperang menegakkan kalimat ALLAH selama 7 tahun. Yellowstone Super Vulcano akan meledak pada zaman beliau, membakar 2/3 benua Amerika dan akan menghancurkan negara dajjal ini. Tidak ada lagi tempat dan pengikut buat Al Masih Dajjal kecuali ia harus keluar dari persembunyiannya di Amerika yang hancur lebur. Dajjal kemudian berkeliling dunia untuk menyebar kekafiran.

Setelah turunnya Nabi Isa Al Masih untuk membunuh Dajjal, Imam Mahdi menyerahkan kepemimpinan Islam ketangan Nabi Isa. Dan dibawah komando Nabi Isa Al Masih, seluruh umat Yahudi ditanah Palestina akan dibunuhi. Eropa akan diserang dan Vatikan Italy akan dihancurkan karena Nabi Isa akan mengambil naskah Injil asli dan Taurat asli di Vatikan ini. Injil dan Taurat Asli itu akan disebarkan sebagai kitab-kitab suci Umat Islam. Kemudian Nabi Isa akan memerintahkan untuk membunuhi umat Kristen (Nasrani) dan membunuhi babi, tidak ada pilihan bagi orang-orang kafir kecuali masuk Islam atau mati.

PHASE 3

Urutan peristiwa dihitung sejak wafatnya Imam Mahdi, kemudian Nabi Isa akan berhaji dan setelah itu beliau juga wafat. Kemudian seluruh ulama mursyid dan mujtahid juga akan diwafatkan oleh ALLAH subhanahu wa ta’ala. Ilmu agama Islam akan benar-benar dicabut secara sempurna dan hilang dari muka bumi. Tinggallah yang hidup manusia yang terbagi dalam dua kelompok yaitu mukmin, dan munafik. Orang-orang mukmin akan tetap beribadah kepada ALLAH. Sedangkan orang-orang muslim munafik akan kembali menjadi kafir dan akan menjadi bertambah kejahilannya dengan berzina di pasar dan seperti hewan,  meminum khamar, judi, berkelahi membunuh dan lain sebagainya.
Setelah puluhan tahun keadaan yang rusak begitu menjadi-jadi. Kemudian matahari terbit dari arah barat, maka berarti pintu tobat ditutup dan tidak ada lagi pengampunan dari ALLAH subhanahu wa ta’ala. Kemudian muncul makhluk (hewan) yang dapat berbicara, hewan ini akan memberi tanda kepada orang-orang Muslim dan kafir. Setelah ia menghilang, kemudian ALLAH menurunkan awan (asap) ke seluruh permukaan bumi yang akan mengakibatkan matinya seluruh manusia mukmin dan muslim. Tinggallah di bumi manusia-manusia kafir yang akan hidup untuk beberapa puluh tahun lamanya. Mereka akan menghancurkan Ka’bah dan mesjid Nabi. Lalu ALLAH akan memberikan gempa-gempa ke seluruh bumi dan terakhir gempa di Arab yang kemudian disusul oleh keluarnya api dari negeri Yaman yang akan menghalau manusia berkumpul menuju Arafah. Lalu kehancuran alam semesta dimulai.



URUTAN TANDA-TANDA DARI
WORLD WAR 3 HINGGA KIAMAT BESAR

Berdasarkan pendapat:
Ø  Syaikh Nazim Al Haqqani
Ø  Amin Muhammad Jamaluddin
Ø  Muhammad Isa Dawud
Ø  Nostradamus


----
Cinta Rasul adalah milis wadah bertukar informasi tentang Islam dan persiapan menghadapi akhir zaman. Ilmu hadis, fiqih Islam, astronomi dan ilmu lainnya yang kita anggap dapat menambah ketaqwaan kita kepada ALLAH dan Rasul-NYA akan kita sampaikan demi persatuan dan kesatuan Islam.
Cinta-Rasul@yahoogroups = Moderator Only, Cinta_Rasul@yahoogroups = Public, dan Cinta_Rasul@googlegroups = Archive File.
Owner, Tim Penulis dan Moderator CR bukanlah anggota dari suatu organisasi massa Islam manapun, dan sama sekali bukan bagian dari kelompok Khawarij Salafy/Salafyoon. Apabila terdapat kesamaan pembahasan materi maka itu hanyalah karena persamaan pengambilan terhadap dalil hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika terdapat materi asing yang berbeda dengan masyarakat umum dan dipertahankan oleh Owner/Penulis, maka itu hak Owner/Penulis dan jangan diikuti secara taklid buta oleh pembaca. 
Semua materi yang dikirimkan dari Owner/Penulis adalah tanggung jawab sepenuhnya oleh Cinta Rasul Owner yang sumbernya diambil dari berbagai buku, internet dan lainnya, disampaikan hanya sekedar dijadikan iktibar hidup dan jangan dijadikan pedoman tanpa bimbingan ulama yang berilmu.


Pengertian Maskawin sebagai ganti rugi (Iwadh)

Written By Paknetyas on Wednesday, November 20, 2013 | 12:19 PM



Pernah ada cerita, ada seorang pemuda mendatangi Kanjeng Nabi dan mengatakan bahwa dia ingin kawin (nikah) supaya hidupnya lebih baik, lebih tenteram dan lebih sakinah. Tapi setelah diperintahuntuk mencari maskawin, meskipun Cuma cincin dari kawat, tetap tidak bisa mendapatkannya. Tetapi pemuda tadi hafal surat-surat Al Qur’an. Akhirnya diputuskan bisa dinikahkan dengan maskawin Al Qur’an yang dihafalnya.

Memang sepintas seperti kurang menghargai untuk seorang perempuan. Apa artinya cincin kawat ? baca Al Qur’an? Wanita pun juga bisa. Jadi apa rahasia dibalik cerita tersebut, disini berlaku dasar hokum “Ushul Feqih” yang menyebutkan :DARUL MAFAASID MUGODDAM ‘ALAA JARBIL MASHOLEH” (mencegah kerusakan diutamakan daripada mendapatkan kebaikan).


Pengertian :

Maskawin itu wajib termasuk rangkaian dalam sebuah perkawinan. Tapi jumlahnya tidak ditentukan, tergantung kemampuan dan kesanggupan calon suami dan keiklasan dari calon istri seberapa dan apasaja wujudnya maskawin tersebut, sebagai simbol atau wujud tanggungjawab. Bahkan kalau sudah diucapkan dan disebut kan jumlahnya,kalau sampai terlupakan tidak dibayar (diberikan)akan jadi hutangsampai besuk di alam akhirat. Jadi sangat berat tanggungjawabnya.


Tapi yang paling Utama yaitu menjaga kebaikan mencegah kerusakan. Umpamanya seorang laki-laki atau perempuan, yang sudah ingin sekali berumahtangga, tapi dicegah atau dilarang karena cumamasalah maskawin, bisa mendapatkan kalimat-kalimat yang tidak enak: “Ngrusak pager ayu”, Kendho kembene, Kendho tapihe, dll.


Di masyarakat Arab, di jaman jahilliyah ada kalimat “Jaka Kasep /Jaka Tuwo” (Brondong Tua). Disebabkan mau nikah belum bisa membayar maskawin kebawa adat. Kalau seorang pemudanya sudah beranikawin harus bisa menyediakan maskawin : “ngomahi (punya rumah), nyandhangi (kasih pakaian), ngingoni (kasih makan). Jadi tidak cuma ‘nuroni’ (meniduri). Karena tidak mampu terhadap tuntutanmaskawinnya dari keluarga dan adat, maka jadi ‘ kasep’ (terlambat) kawin atau tidak berani kawin.


Maskawin itu untuk masing-masing daerah tidak sama menurut kebiasaan yang berlaku. Di wilayah Jawa juga begitu, beda-beda sebutan dan wujudnya. Seperti di Sumatera Timur disebut “Jujur” artinyapemberian dari pihak laki-laki terhadap calon istrinya yang didasari dengan hati bersih, ikhlas, jujur, dari tembung “SHODUC-OOT”, dari “shidik”, bisa dari “shodakoh”. Terlebih kalau menurut orang Jawamaskawin atau upacara perkawinan itu sakral sekali. Ada kalimat “midodareni”, slametan jajan pasar dan hasil bumi, dan banyak lagi yang lainnya. Tidak lain semua itu menunjukkan seberapa nilai kesucianatau ke-sakral-an sebuah perkawinan.


Pengertian kata IWADH.


Iwadh adalah terjemahan dari kata MAHAR, atau Maskawin. Pengertian yang sebenarnya , disa diumpamakan “senjata tajam dua sisi”. Maksudnya ketentuan hokum yang bisa ditujukan kepada suami danbisa ditujukan kepada istri. Penjelasan atau dasar-dasarnya tidak lain harus kembali kepada tujuan perkawinan yaitu “sakinah mawadah warohmah” (hidup tenteram dengan didasari rasa cinta dan kasihsayang).


Adanya maskawin, itu adalah bukan suatu nilai kehormatan tapi sebagai bukti tanggungjawabnya calon suami terhadap calon istrinya, sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Sebaliknya bagiseorang perempuan sebagai hak yang harus dicukupi dari seorang laki-laki. Kata hak, memang bisa dipergunakan tapi bisa juga tidak dipergunakan. Pengertiannya, perlu dituntut, tidak perlu digugat kalaupihak laki-laki tidak menepati kewajibannya pada perempuan, sebaliknya tidak perlu dituntut tidak perlu digugat kalau laki-lakinya selalu menepati kewajibannya. Seperti salah satu sanksi dalam sebuahperkawinan. Buktinya? Kalimat SHIGHOT TAHLIK yang ada di buku akte nikah menyebutkan sebagai janji setia seorang laki-laki kepada seorang perempuan, kalau sampai mengingkari kewajibanya dalamwaktu tertentu, dengan alasan yang dimaksud tidak dibenarkan oleh hokum, si perempuan bisa menggugat ke Pengadilan Agama dengan membayar IWADH, dan gugatan tadi dibenarkan oleh PengadilanAgama, secara langsung karena cacat hukum sudah jatuh talak satu, meskipun si laki-laki berusaha membantah. (sumber : Panjebar Semangat -35/2004

AKHLAK & ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM

Written By Paknetyas on Wednesday, October 16, 2013 | 10:22 AM

AKHLAK & ETIKA BEKERJA  DALAM ISLAM

Bekerja Sebagai Satu Kewajiban Seorang Hamba Kepada Allah SWT
          Allah SWT memerintahkan bekerja kepada setiap hamba-hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
                Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
          Seorang insan minimal sekali diharuskan untuk dapat memberikan nafkah kepada dirinya sendiri, dan juga kepada keluarganya.
          Dalam Islam terdapat banyak sekali ibadah yang tidak mungkin dilakukan tanpa biaya & harta, seperti zakat, infak, shadaqah, wakaf, haji dan umrah. Sedangkan biaya/ harta tidak mungkin diperoleh tanpa proses kerja. Maka bekerja untuk memperoleh harta dalam rangka ibadah kepada Allah menjadi wajib. Kaidah fiqhiyah mengatakan :
مَالاَ يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
                Suatu kewajiban yang tidak bisa dilakukan melainkan dengan pelaksanaan sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib.

Keutamaan (Fadhilah) Bekerja  Dalam Islam
          Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
مَنْ أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ (رواه الطبراني)
                Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)
          Akan diampuninya suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, zakat, haji & umrah. Dalam sebuah riwayat dikatakan :
إِنَّ مِنَ الذُّنُوْبِ لَذُنُوْبًا، لاَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ وَلاَ الصِّياَمُ وَلاَ الْحَجُ وَلاَ الْعُمْرَةُ، قَالَ وَمَا تُكَفِّرُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ الْهُمُوْمُ فِيْ طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ (رواه الطبراني)
Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’ (HR. Thabrani)
          MendapatkanCinta Allah SWT’. Dalam sebuah riwayat digambarkan :
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ (رواه الطبراني)
Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang giat bekerja. (HR. Thabrani)
          Terhindar dari azab neraka
            Dalam sebuah riwayat dikemukakan, "Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu?' Saad menjawab, 'Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)

Rumusan Bekerja Dalam Islam JAMSOS – AKH
JAMSOS – AKH yaitu Jaminan Sosial Akhirat = SURGA
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat tinggal yang bagus di syurga `Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. Attaubah, 9 : 72)
Bekerja Yang Shahih = Surga
العمل الصحيح = الجنة
Pertanyaan Besar Tentang Pekerjaan Kita ????
          Apakah pekerjaan yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke surga?
          Apa syaratsyarat yang dapat menjadikan pekerjaan kita sebagai sarana untuk mendapatkan surga Allah SWT?
          Bagaimana menjadikan pekerjaan kita sebagai sarana untuk mendapatkan surga?

Syarat Mendapatkan Surga  Dengan Bekerja
1.         Niat Ikhlas Karena Allah SWT
                النية الخاصة لله تعالى
                Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT sebagai kewajiban dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan konsekwensinya adalah ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah. Ketika berangkat dari rumah, lisannya basah dengan doa bismillahi tawakkaltu alallah.. la haula wala quwwata illa billah.. Dan ketika pulang ke rumahpun, kalimat tahmid menggema dalam dirinya yang keluar melalui lisannya.
2. Itqan, sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja
                الإتقان في العمل
                Syarat kedua agar pekerjaan dijadikan sarana mendapatkan surga dari Allah SWT adalah profesional, sungguh-sungguh dan tekun dalam bekerja. Diantara bentuknya adalah, tuntas melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan kepadanya, memiliki keahlian di bidangnya dsb. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبراني)
                Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya. (HR. Tabrani_
3. Bersikap Jujur & Amanah
                الصدق والأمانة
                Karena pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah SWT yang akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif dalam menilai, dan sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ (رواه الترمذي)
                Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)

4. Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim
                التخلق بالأخلاق الإسلامية
                Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti etika dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mu'min.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه الترمذي)
                Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Turmudzi)
5. Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip Syariah
                مطبقا بالشريعة الإسلامية
                Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya. Tidak melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi menjadi beberapa hal :
Pertama dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti memporduksi tidak boleh barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan (seperti pornografi), mengandung unsur riba, maysir, gharar dsb.
Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti risywah, membuat fitnah dalam persaingan, tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan, dsb.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلاَ تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
                Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)
6. Menghindari Syubhat
                الإبتعاد عن الشبهات
                Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini dapat berasal dari internal maupun eksternal.
                Oleh karena itulah, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." (HR. Muslim)
7. Menjaga Ukhuwah Islamiyah
                المراعاة بالأخوة الإسلامية
                Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah SAW sendiri mengemukakan tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Beliau mengemukakan, "Dan janganlah kalian membeli barang yang sudah dibeli saudara kalian" Karena jika terjadi kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah Islamiyah diantara mereka; saling curiga, su'udzon dsb.



Sumber-sumber Kebahagiaan

Written By Paknetyas on Wednesday, July 10, 2013 | 3:34 PM



Jangan kagumi orang jahat, tapi kagumilah orang baik

Aristoteles mengatakan, “Manusia ideal adalah manusia yang gembira dengan pekerjaan yang ia lakukan demi kepentingan orang lain dan Ia sangat malu jika ada orang lain melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Sebab, memberi belas kasihan kepada orang lain adalah  sebuah tanda ketinggian nilai. Sedangkan menerima belas kasihan dari orang lain merupakan petunjuk tentang kegagalan.”
Dalam sebuah hadits disebutkan: “Tangan yang di atas jauh lebih baik daripada tangan yang di bawah.” Yang di atas adalah yang member. Sedangkan yang di bawah adalah yang menerima.

Sumber-sumber  Kebahagian

  1. Amal salih
    {Barang siapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik}
    (QS. An-Nahl:97)
  2. Istri Salihah
    {Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa} (QS. Al-Furqan:74)
  3. Rumah yang luas
    Dalam sebuah hadits Rasulullah berdoa: “Ya Allah, jadikan rumah kami terasa luas.”
  4. Penghasilan yang baik
    Dalam sebuah hadits disebutkan: “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan Dia tidak menerima kecuali yang baik-baik,”
  5. Akhlak yang baik dan penuh kasih kepada sesama
    {Dan, Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada.}  (QS. Maryam:31)
  6. Terhindar dari impitan utang dan sifat boros{Dan, orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir.}  (QS. Al-Furqan:67)
    {Dan, janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya.} (QS. Al-Isra:29)


BEJO

Written By Paknetyas on Friday, June 21, 2013 | 3:03 PM



Pituturipun Paku Buwana IX lan Paku Buwana X dhumateng para putri Dalem, ingkang kababar ing serat Wasita Dyah Utama. Ing ngriku wonten andharan menggah werdinipun Begja tumraping tiyang ngagesang, mliginipun gesang ing salebetipun bebrayan agung.

Manut ingkang sinerat, tiyang ingkang kalebet kadunungan begja menika tiyang ingkang saged nggayuh kawan prekawis, inggih menika “gunawan”, “wiryawan”, “kartawan”, lan “berawan”.

1. Gunawan 
    Tegesipun inggih menika tiyang ingkang nggadhahi samukawisipun kawruh ingkang migunani
    minangka gegaran kangge srana tumindak becik ing salebetipun sesrawungan ing bebrayan agung.  
    Gunawan menika boten ngemungaken nggadhahikawruh agal, nanging ugi alus. Boten ngemungaken
    olah nalar, nanging ugi olah rasa.
2. Wiryawan 
    Tegesipun tiyang ingkang nyandhang drajad pangkat luhuring asma awit saking beciking pakarti lan
    sucining budi saengga migunani tumraping bebrayan. Wiryawan menika boten ngemungaken
    nggadhahi kalenggahan ingkang inggil ingpamarentahan lan gelar ingkang inggil saking pawiyatan.

3. Kartawan 
    Tegesipun inggih menika tiyang ingkang kadunungan bandha donya ingkang boten namung kangge
    mulyanipun pribadi, nanging kepara kangge mulyaning bebrayanagung. Kartawan menika boten
    ngemungaken sugih-brewu. Kartawan menika kawiwitan saking sugih bandha lan lajeng anjalari sugih
    bandhu utawi sanak-kadang lan mitra.

4. Berawan 
    Tegesipun inggih menika sugih momongan utawi anak. Boten ngemungaken nggadhahi putra
    ingkang kathah, nanging ugi tansah nanem tresna asih dhateng sinten kemawon ing salebetipun
    bebrayan agung. Tansah saged nglenggahi jejeripun pamomong ingkang kedah ngemong,
    nggulawenthah, nyembadani, lan anjurungi dhateng pikajenganipun akathah ingkang tumuju dhateng
    kasaenan kanthi tanpa pamrih kejawi namung nggadhang rahayuning bebrayan.


Pinter lan Bejo



Pinter lan Bejo


Wong pinter ono gurune bermakna bahwa jika seseorang ingin atau berharap agar menjadi pinter/pandai maka ia haruslah berusaha mencari guru yang sesuai yang bisa mengantarkan dirinya menjadi orang yang pinter. Ketahuilah bahwa pinter adalah wilayah pikiran /otak,maka jika ingin pinter isilah otak/pikiran dengan sebanyak-banyak ilmu dengan selalu berguru kepada cerdik pandai.



Sedangkan jika seseorang ingin agar dirinya selalu beruntung (bejo) maka tidak akan menemukan seorang guru pun yang dapat menganterkan seseorang menjadi seorang yang selalu beruntung.Yang bisa dilakukan hanyalah sebanyak-banyaknya mengisi ruang hati dengan dzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya dan tanpa putus ,sebab keberuntungan ada di wilayah hati.



Sedangkan barang siapa ( bermakna tidak sembarang orang), bisa atau mampu menggabungkan keduanya (antara usaha untuk pinter dan untuk beruntung),maka akan menjadikan seseorang itu meningkat kehidupan agamanya.Jika meningkat sadaran beragamanya maka akan meningkat pula kesadaran beribadahnya,jika demikian maka akan meningkat juga kesadaran sosialnya.maka hanya orang yang pinter dan beruntunglah yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi dalam beribadah dan beramal.


Sudahkah kita pada posisi sedemikian ? Jika belum ,marilah kita tingkatkan kepinteran dan dzikir kita agar selalu beruntung.Aamiin yaa Robbil ‘alamiin

ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI



ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI

  1. Ana kidung rumeksa ing wengi,
    teguh hayu luputa ing lara,
    luputa bilahi kabeh
    jim setan datan purun
    paneluhan tan ana wani
    miwah panggawe ala
    gunaning wong luput
    geni atemahan tirta
    maling adoh tan ana ngarah ing mami
    guna duduk pan sirna
  2. Sakehing lara pan samya bali
    sakeh ngama pan sami miruda
    welas asih pandulune
    sakehing braja luput
    kadi kapuk tibaning wesi
    sakehing wisa tawa
    sato galak tutut
    kayu aeng lemah sangar
    songing landak guwaning wong
    lemah miring
    myang pakiponing merak
  3. Pagupakaning warak sakalir
    nadyan arca myang sagara asat
    temahan rahayu kabeh
    apan sarira ayu
    ingideran kang widadari
    rineksa malaikat
    lan sagung pra rasul
    pinayungan ing hyang sukma
    ati Adam utekku baginda Esis
    pangucapku ya Musa
  4. Napasku nabi Ngisa linuwih
    nabi Yakup pamiyarsaningwang
    Dawud suwaraku mangke
    nabi Brahim nyawaku
    nabi Sleman kasekten mami
    nabi Yusuf rupengwang
    Edris ung rambutku
    baginda Ngali kulitingwang
    Abu bakar getih daging
    Ngumar singgih
    balung baginda Ngusman
  5. Sungsumingsun Patimah linuwih
    Siti Aminah bayuning angga
    Ayup ing ususku mangke
    Nabi Nuh ing jejantung
    Babi Yunus ing otot mami
    netraku ya Muhamad
    pamuluku Rosul
    pinayungan Adam Kawa
    sampun pepak sakathahe para nabi
    dadya sarira tunggal.

    ( Oleh : Sunan Kalijogo)


Timbangan: Argumen di Balik Trilogi Pembaruan Islam

Written By Paknetyas on Thursday, June 13, 2013 | 10:11 AM




• Judul: Reorientasi Pembaruan Islam: Sekularisme, Liberalisme, dan Pluralisme Paradigma Baru Islam Indonesia • Penulis: Budhy Munawar-Rachman • Penerbit: LSAF dan Paramadina • Cetakan: I, Juni 2010 • Tebal: ixv + 789 halaman • ISBN: 978-979-95611-7-6

SEJAK Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang pengharaman sekularisme, liberalisme, dan pluralisme, ketiga ideologi itu menjadi istilah yang kian populer. Trilogi itu seakan menjelma seperti makhluk yang menakutkan, karena itu keberadaannya mesti diwaspadai. Bagaimana argumen Islam terhadap hal ini?

Di Indonesia, ide-ide demokrasi seperti sekularisme, liberalisme, dan pluralisme kerap mendapat penolakan keras dari sebagian kalangan. Puncaknya adalah ketika pada 29 Juli 2005 Majelis Ulama Indonesia (MUI) membuat definisi mengenai sekularisme, liberalisme, dan pluralisme. Istilah ini dikeluarkan dalam Keputusan Fatwa MUI Nomor 7/MUNAS VII/MUI/II/2005. Berdasarkan definisi yang dibuat lembaga ini, MUI membuat ketentuan hukum haram terhadap sekularisme, liberalisme, dan pluralisme, yaitu bahwa ”Pluralisme, sekularisme, dan liberalisme agama… adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Umat Islam haram mengikuti paham pluralisme, sekularisme, dan liberalisme agama. Dalam masalah akidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti, haram mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah pemeluk agama lain” (halaman 7).

Pasca-keluarnya fatwa haram MUI, diskursus mengenai sekularisme, liberalisme, dan pluralisme justru banyak diperbincangkan, tidak saja oleh akademisi, tetapi juga kalangan umum. Pada waktu yang bersamaan muncul gerakan-gerakan pemikiran yang menopang sekularisme, liberalisme, dan pluralisme, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Islam progresif. Kesepuluh lembaga tersebut diulas dalam buku ini.

Namun, bagi Budhy Munawar-Rachman, penulis buku Reorientasi Pembaruan Islam ini, sekularisme, liberalisme, dan pluralisme secara substansial merupakan bagian integral dari spirit Islam yang sesungguhnya. Aplikasi ketiganya, dalam konteks Indonesia yang majemuk, merupakan keharusan demi terwujudnya masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis.

Berbicara mengenai sekularisme, liberalisme, dan pluralisme, tidaklah mungkin memisahkan satu dengan lainnya, mengambil yang satu dan meninggalkan yang lain. Ketiganya sangat berkait berkelindan, terutama dalam merespons isu-isu kebebasan beragama yang akhir-akhir ini mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan, khususnya Majelis Ulama Indonesia.

Meluruskan pandangan

Buku ini diterbitkan dalam rangka merayakan 40 tahun orasi pembaruan Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur) di Indonesia, 3 Januari 1970-2010. Perjuangan Cak Nur selama itu, terutama dalam menyebarkan paham sekularisme, liberalisme, dan pluralisme, tidaklah sia-sia. Pasalnya, trilogi pembaruan ini telah memberikan dampak positif bagi terwujudnya kerukunan beragama di Indonesia hingga kini, meskipun terkadang kekerasan atas nama agama masih saja terjadi.

Kehadirannya juga dimaksudkan untuk meluruskan pandangan negatif terhadap sekularisme, liberalisme, dan pluralisme. Secara konseptual, sekularisme adalah paham tentang pemisahan antara agama dan negara. Namun, bukan berarti dalam negara yang menerapkan sekularisme, keberadaan agama disingkirkan dari wilayah publiknya. Justru dengan paham ini, setiap umat beragama dapat mengembangkan dan menjalankan kehidupan keagamaannya tanpa harus diintervensi negara.

Tidak bisa dibayangkan jika dalam sebuah negara yang multi-agama seperti Indonesia, pemerintahnya hanya memilih satu keyakinan sebagai agama resmi. Maka yang akan terjadi adalah diskriminasi, eksploitasi, dan bahkan konflik horizontal atas nama agama bermunculan di mana-mana.

Sekularisme memberi batasan jelas antara otoritas agama dan negara. Idealnya, negara hanya mengontrol praktik-praktik keagamaan dengan kriteria hukum yang berlaku. Negara tidak bisa melarang umat beragama untuk menjalankan peribadatannya dan menganut kepercayaan yang diyakininya. Sekularisme membantu menciptakan keseimbangan antara agama dan negara. Masing-masing akan memberi kontribusi dalam membangun bangsa yang adil, terbuka, dan demokratis.

Paham ini harus diikuti liberalisme, yang bertolak dari pandangan tentang kebebasan. Namun, perlu dicatat, kebebasan bukan berarti bebas tanpa batas seperti yang diasumsikan banyak pihak selama ini. Yang dimaksud dengan liberalisme adalah kebebasan hak-hak sipil yang harus diperhatikan oleh negara, seperti kebebasan berpikir, berpendapat, beragama, dan berkeyakinan. Demokrasi yang menjunjung nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan keterbukaan akan memperoleh momentumnya dalam negara yang menganut liberalisme. Dalam liberalisme, setiap jiwa diberikan kebebasan tanpa kecuali.

Islam, sebagai agama yang banyak dianut warga Indonesia, juga memberikan prinsip-prinsip yang sama, yaitu dengan apa yang disebut sebagai al-kulliyat al-khamsah (lima hal pokok dalam Islam). Kelima hal tersebut adalah menjaga agama (hifzh al-din), menjaga nalar (hifzh al-‘aql), menjaga keturunan (hifzh an-nasl), menjaga harta (hifzh al-mal), dan menjaga kehormatan (hifzh al-‘irdl). Kemunculan Islam pun sejak awal membawa misi liberasi (pembebasan) dari penindasan, tirani, dan ragam bentuk ketidakadilan. Semangat inilah yang mestinya harus terus dikobarkan.

Rasanya tidak cukup membicarakan sekularisme dan liberalisme tanpa melibatkan pluralisme. Ketiganya bagai anggota tubuh manusia yang saling membutuhkan dan melengkapi satu dengan lainnya. Pluralisme adalah paham yang mengakui kemajemukan dan keragaman realitas, bukan kesamaan. Yang ditekankan dalam paham ini adalah perbedaan, meski bukan berarti dalam setiap perbedaan tidak ada kemungkinan kesamaan. Kesamaan dalam perbedaan bisa dicapai jika dibarengi sikap saling memahami dan membuka diri.

Dalam konteks Indonesia, keragaman atau pluralitas sudah menjadi kenyataan hidup yang tak terbantahkan, bahkan sudah menjadi keharusan perkembangan zaman dari waktu ke waktu. Ini merupakan sunatullah yang tak mungkin dihindari. Pluralitas dalam sebuah bangsa berpotensi menimbulkan perpecahan dan konflik. Karena itu, untuk menghindarinya diperlukan pluralisme. Paham ini memungkinkan terjadinya kerukunan dalam masyarakat yang berbeda sehingga setiap orang akan mendapat kebebasan yang sama, adil, dan setara.

Sayangnya, buku ini tidak memuat pandangan dari Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan (Kapal Perempuan) dan Fatayat NU yang juga ikut berkontribusi dalam penyebaran sekularisme, liberalisme, dan pluralisme. Tidak disertakannya kedua lembaga tersebut dikhawatirkan akan memunculkan penilaian yang bias jender terhadap buku ini. Meski demikian, buku ini telah berhasil meyakinkan bahwa sekularisme, liberalisme, dan pluralisme telah menjadi kenyataan sosial politik di Indonesia yang plural dan majemuk.

Mohamad Asrori Mulky, Penikmat Buku

(Sumber: Kompas, Jumat, 27 Agustus 2010)

[Jendela Buku] Giliran Islam Konservatif



-- Usman Kansong

Kelompok konservatif mendapat giliran menguasai panggung Islam di Indonesia. Kini giliran kelompok konservatif, menyingkirlah kelompok moderat.

DI masa Orde Baru, kita mengenal Islam Indonesia sebagai Islam moderat dan toleran. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) merepresentasikan wajah Islam yang moderat, toleran, dan ramah itu.

Di masa reformasi, kita menyaksikan Islam Indonesia sebagai Islam konservatif dan intoleran. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahiddin, dan Komite Persiapan Penegak Syariat Islam ialah beberapa kelompok yang mewakili postur Islam yang konservatif, radikal, dan garang.

Inilah suatu masa ketika kelompok konservatif mendapat giliran menguasai panggung Islam di Indonesia. Kini giliran kelompok konservatif, menyingkirlah kelompok moderat.

Pertanyaannya, kok bisa? Apa indikatornya? Apakah ini fenomena temporer atau permanen? Martin van Bruinessen mencoba menjawab semua pertanyaan itu via buku yang dieditorinya, Contemporary Development in Indonesian Islam, Explaining the Conservative Turn" (Singapura: ISEAS Publishing: 2013).

Buku ini memuat empat hasil penelitian lapangan sejumlah peneliti. Moch Nur Ichwan menampilkan hasil penelitian berjudul Towards a Puritanical Moderate Islam: The Majelis Ulama Indonesia and the Politics of Religious Orthodoxy. Lalu, Ahmad Najib Burhani mengetengahkan penelitian bertajuk Liberal and Conservative Discourses in Muhammadiyah: The Struggle for the Face of Reformist Islam in Indonesia. Ada juga hasil penelitian Mujiburrahman berjudul The Politics of Shariah: The Struggle of KPPSI in South Sulawesi. Terakhir, Muhammad Wildan menampilkan hasil penelitian bertajuk Mapping Radical Islam: A Study of the Proliferation of Radical Islam in Solo. Pengantar dan postscript buku ini ditulis Martin van Bruinessen selaku editor. Benang merah yang bisa direntangkan dari tulisan mereka ialah bahwa tampilnya kelompok konservatif dalam panggung Islam di Indonesia tidak terlepas dari pergeseran situasi politik dari masa Orde Baru ke era reformasi. Di era Orde Baru, negara praktis menekan benih-benih kelompok konservatif agar tidak berkembang liar. Sebaliknya, negara relatif memberikan keleluasaan kepada kelompok-kelompok moderat dan liberal untuk berkembang.

Era reformasi memberi ruang bagi kelompok-kelompok konservatif untuk mengembangkan serta menata diri dan organisasi. Sejumlah kelompok berubah haluan menjadi konservatif. Banyak kelompok konservatif bahkan radikal bermunculan. Suara mereka nyaring menggema ke seantero Indonesia dan dunia. Inilah indikator betapa kelompok konservatif sedang mendapat giliran menguasai panggung Islam di Indonesia.

Majelis Ulama Indonesia ialah organisasi yang berubah haluan. Sebagaimana diungkap oleh Moch Nur Ichwan dalam buku ini, MUI mengubah haluan organisasi dari khadim al-hukumah (pelayan negara) menjadi khadim al-ummah (pelayan umat).

Dengan haluan baru itu, menurut Ichwan, MUI menjadi organisasi moderat puritan. MUI melakukan purifikasi makanan lewat label halal, purifikasi pasar dengan mendukung sistem keuangan dan perbankan Islam, purifikasi moral publik dengan meng-counter pornografi dan pornoaksi, purifikasi sekolah dengan menjauhkan anak didik dari pemurtadan melalui sistem pendidikan nasional, purifikasi citra Islam dengan menolak terorisme tetapi mendukung jihad, dan purifikasi lainnya.

Berubah haluan

Dalam arena dan tataran yang berbeda dengan MUI, kecenderungan perubahan haluan juga terjadi pada Muhammadiyah. Seperti ditulis Ahmad Najib Burhani dalam buku ini, Muhammadiyah berubah haluan dari moderat di masa kepemimpinan Amien Rais dan Syafi'i Maarif menjadi konservatif di masa kepemimpinan Din Syamsuddin dewasa ini. Salah satu indikator Muhammadiyah bersalin haluan menjadi konservatif ialah absennya perempuan dalam kepengurusan pusat organisasi itu. Padahal, di masa Amien Rais dan Safi'i Maarif, perempuan hadir dalam kepemimpinan Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Kelompok konservatif Islam yang lahir di era reformasi ini antara lain Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) di Sulawesi Selatan. Dari namanya, terang benderang KPPSI memperjuangkan penerapan syariat Islam.

Dalam tulisannya di buku ini, Mujiburrahman mengungkapkan penerapan syariat Islam di Sulsel merupakan perjuangan panjang dalam konteks sejarah, sudah ada sejak pascakemerdekaan ketika Kahar Muzakkar melakukan pemberontakan untuk mendirikan negara Islam melalui gerakan Darul Islam. Petinggi KPPSI Abdul Azis Kahar ialah anak Kahar Muzakkar.

Di Surakarta, Jawa Tengah, yang bermunculan bukan cuma kelompok konservatif, melainkan radikal. Tokoh sentral radikalisme di sana ialah Abu Bakar Ba'asyir, pemimpin Pondok Pesantren Ngruki. Menurut Muhammad Wildan, radikalisme Islam di Surakarta beroperasi dalam dua cara, yakni perjuangan bagi berdirinya negara Islam Indonesia dan kekerasan.

Namun, penguasaan pentas Islam oleh kelompok konservatif tidak serta-merta meredam suara kelompok moderat, liberal, dan progresif. Dalam postscript-nya, Martin van Bruinessen mengatakan kelompok moderat, liberal, dan progresif Islam tetap menyuarakan dan memperjuangkan moderasi Islam melalui sejumlah lembaga, antara lain Maarif Institute, Wahid Institute, Jaringan Islam Liberal, dan UIN/IAIN. Van Bruinessen sepertinya hendak mengatakan kelompok moderat Islam senantiasa berjuang merebut kembali pentas Islam di Indonesia.

Itu artinya diharapkan penguasaan panggung Islam di Indonesia oleh kelompok konservatif hanyalah fenomena temporer, bukan permanen. Pada saatnya kelak, Islam moderat akan kembali menguasai jagat Islam di Indonesia. Wallahualam.

Buku ini memberi pijakan teoretis ataupun praksis terhadap apa yang kita rasakan dan saksikan bahwa konservatisme dan radikalisme tengah mendapat giliran menguasai pentas Islam di Indonesia pasca-Orde Baru.

(Sumber: Media Indonesia, Minggu, 12 Mei 2013)

Info Penting

Pengetahuan Umum

Olah Rasa

Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir mula aja lali marang sapadha-padhaning tumitah.
***
Jejering wanita utama saka kasetyane marang garwa ,dene ajining priya utama saka kaprawirane.
***

Kadonyan kang ala iku ateges mung ngangsa-angsa golek bandha donya, ora mikirake kiwa tengene, uga ora mikirake kahanan batin.
***

Wong kang ora weruh tatakrama udanegara (unggah-ungguh) iku padha karo ora bisa ngrasakake rasa nem werna (legi, kecut, asin, pedhes, sepet, pahit.***

Sing sapa seneng ngrusak katentremane liyan bakal dibendu dening Pangeran lan diwelehake dening tumindake dhewe.
***
See all post

Tokoh Pewayangan

Semar dan Punokawan

 Batara Semar  MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu. Yang ada... Read More �

See all post

Adat Istiadat

SURO

Kirab Pusaka Karaton Surakarta Kirap pusaka Karaton adalah tatacara Karaton Surakarta Hadiningrat yang dilaksanakan secara tetap pada se... Read More �

Cerita Pewayangan

Sejarah

Aqidah

Seni dan Sastra

 
Support : Creating Website | | Paknetyas
Copyright © 2011. Blog Paknetyas - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Paknetyas
Proudly powered by Blogger