Headlines News :
Home » , , , » Sejarah Jawa dan Perkembangannya

Sejarah Jawa dan Perkembangannya

Written By Paknetyas on Thursday, June 13, 2013 | 11:41 AM

Penduduk Asli Jawa Datang Dari Cina Selatan Tahun 2000 SM 


Pulau Jawa secara politis termasuk dalam wilayah negara Republik Indonesia, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia. Pulau ini berbatasan dengan Laut Hindia di sebelah selatan dan laut Jawa di sisi utara. Pulau Jawa memiliki panjang sekitar 1.100 km dan lebar sekitar 120 km, dengan jumlah penduduk mencapai 45 persen dari total penduduk Indonesia. 


Menurut Frans Magnis, pada jaman dulu Jawa pernah ditutup hutan basah tropis. Tetapi karena pertambahan penduduk yang padat mengakibatkan penyusutan hutan secara terus menerus. Saat ini hutan lebat hanya terdapat di ujung barat daya dan tenggara pulau serta di lereng-lereng gunung tertinggi.
Di pulau ini penduduknya memiliki empat bahasa berbeda, yaitu bahasa Betawi, Sunda, Jawa dan Madura. Bahasa Betawi digunakan oleh penduduk Betawi yang menghuni kota Jakarta dan sekitarnya. Bahasa Sunda dipakai oleh suku Sunda yang menguasai sebagian besar Jawa Barat. Sedangkan Bahasa Jawa digunakan oleh penduduk di Jawa Tengah dan sebagian besar Jawa Timur. Bahasa Madura banyak terdapat di wilayah Jawa Timur bagian utara dan timur, yang sebenarnya merupakan para migran dari Pulau Madura. 
Penduduk di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menggunakan bahasa ibu Bahasa Jawa inilah yang dianggap sebagai orang Jawa. Sedangkan mereka yang berbahasa Betawi dan Sunda tidak merasa sebagai "orang Jawa." 

Orang Jawa menurut sejarahnya berasal dari imigran Melayu asal Cina Selatan yang datang membanjiri asia Tenggara. Imigrasi ini terjadi pada sekitar tahun 3000 sebelum masehi. Bangsa Melayu Cina tersebut kembali melakukan imigrasi sampai sekitar 2000 tahun. Gelombang imigrasi kedua inilah yang dianggap sebagai asal-usul suku Jawa yang sekarang tinggal di Pulau Jawa. 

Pada masa pra sejarah, menurut Franz, di Jawa sudah mengenal tatanan sosial masyarakat, yaitu organisasi di tingkat desa. Masyarakat Jawa masa pra sejarah sudah mengatur masyarakatnya dalam struktur desa. Setiap desa dikepalai oleh seorang Kepala Desa. Struktur masyarakat yang demikian ini berjalan sampai terjadinya hubungan dagang antar negara. Setelah terjadinya perdagangan antara orang Jawa dengan bangsa-bangsa lain, terutama para pedagang dari India, terjadilah pergeseran pemikiran dalam masyarakat di Jawa. Mereka, orang Jawa memperoleh kesadaran bahwa tatanan masyarakat sebaiknya diatur melalui sistem kerajaan seperti yang terjadi di India. 
Sejak saat itu, para pangeran (anak Kepala Desa) mencoba mengadopsi konsep tersebut dan mulailah berdiri kerajaan-kerajaan di Jawa. Kerajaan pertama di Jawa muncul di wilayah Jawa Tengah, yaitu kerajaan Mataram yang berasaskan agama Hindu. Hal ini sesuai dengan agama yang dibawa oleh para pedagang dari India. (sis daryanto)  

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Olah Rasa

Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir mula aja lali marang sapadha-padhaning tumitah.
***
Jejering wanita utama saka kasetyane marang garwa ,dene ajining priya utama saka kaprawirane.
***

Kadonyan kang ala iku ateges mung ngangsa-angsa golek bandha donya, ora mikirake kiwa tengene, uga ora mikirake kahanan batin.
***

Wong kang ora weruh tatakrama udanegara (unggah-ungguh) iku padha karo ora bisa ngrasakake rasa nem werna (legi, kecut, asin, pedhes, sepet, pahit.***

Sing sapa seneng ngrusak katentremane liyan bakal dibendu dening Pangeran lan diwelehake dening tumindake dhewe.
***
 
Support : Creating Website | | Paknetyas
Copyright © 2011. Blog Paknetyas - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Paknetyas
Proudly powered by Blogger