Dalam
penulisan sejarah Indonesia, sumber berupa karya sastra banyak dijadikan sumber
data.
Salah satunya yang terkenal adalah Nagarakrtgama yang
merupakan karya sastra Jawa Kuno berbentuk kakawin karya Mpu Prapanca.
Nagarakrtagama merupakan catatan perjalanan Hayam Wuruk yang
ditulis pada September 1365 sehingga dikenal juga dengan sebutan Desawarnana
atau cacah desa-desa.
Satu-satunya
naskah asli ditemukan di Lombok pada 1894.
Meski bukan sebuah karya indah tetapi Nagarakrtagama mempunyai
tempat khusus. Kelangkaannya dan kekayaan data sejarah
yang dikandung adalah kelebihan naskah ini. Tidak
berlebihan apabila Zoetmulder, Teeuw, Kern, Krom, Poerbatjaraka, Berg, dan
Pigeuaud melakukan penelitian mendalam atas naskah
ini.
Penulisnya
mengakui Nagarakrtagama bukan buku pertama yang ditulisnya.
Sebelumnya Prapanca telah menulis Parwasagara,
Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua kitab lagi yang belum selesai, yaitu Saba
Abda dan Lambang. Namun semua ini sampai sekarang belum
ditemukan atau memang sudah hancur.
Nagarakrtagama
terdiri dari 98 pupuh.
Naskah ini dimulai dengan pemujaan terhadap raja Wilwatikta
yakni raja Majapahit dijaman raja Hayam Wuruk yang disebutkan sebagai Siwa-Budha
yaitu Rajasanagara. Tujuh pupuh berikutnya berisi tentang raja dan
keluarganya, sembilan pupuh kemudian tentang istana dan kota Majapahit. Dari sinilah sejarawan dan
arkeolog merekonstruksi sejarah Majapahit.
Bagian
paling panjang merupakan catatan perjalanan Hayam Wuruk ke Lumajang (23 pupuh)
yang dilakukan pada bulan Agustus sampai September 1359.
Sepuluh pupuh diantaranya menceritakan silsilah singkat
raja-raja Singasari dan Majapahit (wangsa Girindra). Maklum Singasari dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang tidak
dapat dipisahkan.
Bagian
berikutnya menceritakan perburuan raja (10 pupuh), kisah Gadjah Mada (23 pupuh),
dan upacara sraddha bagi ibunda raja (9 pupuh).
Dan tujuh pupuh terakhir menceritakan diri Prapanca
sendiri.
Menurut
Slamet Mulyana, Prapanca sebenarnya adalah nama samaran
dari seorang Dharmadyaksa Kasogatan di Majapahit. Diduga nama asli Prapanca adalah Dang Acarya
Nadendra.
PARAGRAPH
(Pupuh) - 40
|
1. Pada tahun Saka lautan dasa bulan (1104) ada
raja perwira yuda Putera Girinata, konon kabarnya, lahir di dunia tanpa lbu Semua orang tunduk, sujud menyembah kaki
bagai tanda bakti Ranggah Rajasa nama beliau, penggempur musuh pahlawan bijak
2. Daerah luas sebelah timur gunung Kawi
terkenal subur makmur Di situlah tempat putera sang Girinata menunaikan
darmanya. Menggirangkan budiman,
menyirnakan penjahat, meneguhkan Negara lbu negara bernama Kutaraja, penduduknya
sangat terganggu
3. Tahun Saka lautan dadu Siwa (1144) beliau
melawan raja Kediri Sang adiperwira Kretajaya, putus sastra serta tatwopadesa
Kalah, ketakutan, melarikan diri ke dalam biara terpencil Semua pengawal dan
perwira tentara yang tinggal, mati terbunuh
4. Setelah kalah narapati Kediri, Jawa di dalam
ketakutan Semua raja datang menyembah
membawa tanda bakti hasil tanah Bersatu Janggala Kediri di bawah kuasa satu raja
sakti
Cikal bakal para raja agung yang akan memerintah pulau Jawa
5. Makin bertambah besar kuasa dan megah putera
sang Girinata Terjamin keselatamatan
pulau Jawa selama menyembah kakinya
Tahun Saka muka lautan Rudra (1 149) beliau kambali ke Siwa pada
Dicandikan di Kagenengan bagai Siwa, di Usana bagai
Buda
|
1. Batara Anusapati, putera Baginda, berganti
dalam kekuasaan Selama pemerintahannya,
tanah Jawa kokoh sentosa,
bersembah bakti Tahun Saka perhiasan
gunung Sambu (1170) beliau
pulang ke Siwaloka Cahaya beliau diujudkan arca Siwa gemilang di candi makam
Kidal
2. Batara Wisnuwardana, putera Baginda,
berganti dalam kekuasaan Beserta Narasinga bagai Madawa dangan lndra memerintah
negaraBeliau memusnahkan perusuh Linggapati serta segenap pengikutnyaTakut semua
musuh kepada beliau, sungguh titisan Siwa di bumi
3. Tahun Saka rasa gunung bulan (1176) Batara
Wisnu menobatkan puteranya Segenap rakyat Kediri Janggala berduyun-duyun ke pura
mangastubagia Raja Kertanagara nama gelarannya, tetap demikian seterusnya Daerah
Kutaraja bertambah makmur, berganti nama praja Singasari
4. Tahun Saka awan sembilan mengebumikan tanah
(1192) raja Wisnu berpulang Dicandi- kan di Waleri berlambang arca Siwa, di
Jajago arca Buda Sementara itu Batara Narasingamurti pun pulang ke Surapada
Dicandikan di Wengker, di Kumeper diarcakan bagai Siwa mahadewa
5. Tersebut Sri Saginda Kertanagara
membinasakan perusuh, penjahat Bernama Cayaraja, musnah pada tahun Sake naga
mengalahkan bulan (1192) Tahun Saka naga bermuka rupa (1197) beginda menyuruh
tundukkan Melayu Berharap Melayu takut kedewaan beliau, tunduk begitu sahaja
|
1. Tahun Saka janma sunyi surya (1202) Baginda
raja memberantas penjahat Mahisa Rangga, karena jahat tingkahnya dibenci seluruh
Negara Tahun Saka badan langit surya (1206) mengirim utusan menghancurkan Bali
Setelah kalah rajanya menghadap Baginda sebagai orang tawanan
2. Begitulah dari empat jurusan orang lari
berlindung di bawah Beginda Seluruh Pahang, segenap Melayu tunduk menekur di
hadapan beliau Seluruh Gurun, segenap Bakulapura lari mencari perlindungan Sunda
Madura tak perlu dikatakan, sebab sudah terang setanah Jawa
3. Jauh dari tingkah alpa dan congkak, Baginda
waspada, tawakal dan bijak Faham akan segala seluk beluk pemerintahan sejak
zaman kali karenanya tawakal dalam agama dan tapa untuk teguhnya ajaran Budha
Menganut jejak pare leluhur demi keselamatan seluruh
Praja
|
1. Menurut kabaran sastra raja Pandawa
memerintah sejak zaman Dwapara Tahun Saka lembu gunung indu tiga (3179) beliau
pulang ke Budaloka Sepeninggalnya datang zaman Kali, dunia murka, timbul huru
hara Hanya batara raja yang faham dalam nam guna, dapat menjaga jagad
2. Itulah sebabnya Baginda teguh bakti
menyembah kaki Sakyamuni Teguh tawakal memegang pancasila, laku utama upacara
suci Gelaran Jina beliau yang sangat mashur ialah Sri Jnyanabadreswara Putus
dalam filsafat, ilmu bahasa dan lain pengetahuan agama
3. Berlumba-lumba beliau menghirup sari segala
ilmu kebatinan Pertama-tama tantra
Subuti diselami, intinya masuk ke hati Melakukan puja, yoga, samadi demi
keselematan seluruh praja menghindarkan tenung, mengindahkan anugerah kepada
rakyat murba
4.
Diantara para raja yang lampau tidak ada yang setara beliau Faham akan
nam guna, sastra, tatwopadesa, pengahuan agama Adil, teguh dalam Jinabrata dan
tawakal kepada laku utama Itulah sebabnya beliau turun-temurun menjadi raja
pelindung
5. Tahun Saka laut janma bangsawan yama (1214)
Saginda pulang ke Jinalaya Berkat pengetahuan beliau tentang upacara, ajaran
agama Beliau diberi gelaran : Yang Mulia bersemayam di alam Siwa-Buda Di makam
beliau bertegak arca Siwa-Buda terlampau indah permai
6. Di Sagala ditegakkan pula arca Jina sangat
bagus dan berkesan Serta arca Ardanareswari bertunggal dangan arca Sri Bajradewi
Teman kerja dan tapa demi keselamatan dan kesuburan Negara Hyang
Wairocana-Locana bagai lambangnya pada arca tunggal, terkenal
|
1. Tatkala Sri Baginda Kertanagara pulang ke
Budabuana Merata takut, duka, huru hara, laksana zaman Kali kembali Raja bawahan
bernama Jayakatwang, berwatak terlalu jahat
Berkhianat, karena ingin berkuasa diwilayah Kediri
2. Tahun Saka laut manusia (1144) itulah
sirnanya raja Kertajaya Atas perintah Siwaputra Jayasaba berganti jadi raja
Tahun Saka delapan satu satu (1180) Sastrajaya raja Kediri
Tahun tiga Sembilan Siwa raja (1193) Jayakatwang raja terakhir
3. Semua raja berbakti kepada cucu putera
Girinata Segenap pulau tunduk kepada kuasa raja Kertanagara Tetapi raja Kediri
Jayakatwang membuta dan mendurhaka Ternyata damai tak baka akibat bahaya anak
piara Kali
4. Berkat keulungan sastra dan keuletannya jadi
raja sebentar Lalu ditundukkan putera Baginda; ketenteraman kembali Sang menantu
Dyah Wijaya, itu gelarnya yang terkenal di dunia Bersekutu dangan bangsa Tatar,
menyerang melebur Jayakatwang
|
1. Sepeninggal Jayakatwang jagad
gilang-cemerlang kembali Tahun Saka masa rupa surya (1216) beliau menjadi raja
Disembah di Majapahit, kesayangan rakyat, pelebur musuh
Bergelar Sri Narapati Kretarajasa Jayawardana
2. Selama Kretarajasa Jayawardana duduk di
takhtaSeluruh tanah Jawa bersatu padu, tunduk menengadahGirang memandang
pasangan Baginda empat jumlahnya
Puteri Kertanagara cantik-cantik bagal bidadari |
1. Sang Parameswari Tribuwana yang sulung,
luput dari celaLalu parameswari Mahadewi, rupawan tidak bertara Prajnyaparamita
Jayendradewl, cantik manis menawan hati
Gayatri, yang bungsu, paling terkasih, digelari Rajapatni
2. Perkawinan beliau dalam kekeluargaan tingkat
tiga Karena Batara Wisnu dangan Batara Narasingamurti Akrab tingkat pertama;
Narasinga menurunkan Dyah Lembu Tal
Sang perwira yuda, dicandikan di Mireng dangan arca Buda |
1. Dyah Lembu Tal itulah bapa Baginda Nata
Dalam hidup atut runtun sepakat sehati
Setitah raja diturut, menggirangkan pandang Tingkah laku mereka semua maresapkan
2. Tersebut tahun Saka tujuh orang dan surya
(1217) Baginda menobatkan put'ranya di Kediri Perwira, bijak, pandai, putera
lndreswari Bergelar Sang raja putera Jayanagara
3. Tahun Saka surya mengitari tiga bulan (1231)
Sang prabu mangkat, ditanam di dalam puraAntahpura, begitu nama makam beliau Dan
di makam Simping ditegakkan arca Siwa
|
1. Beliau meninggalkan Jayanagara sebagai raja
Wilwatikta Dan dua orang puteri keturunan Rajapatni, terlalu cantik Bagai dewi
Ratih kembar, mengalahkan rupa semua bidadari Yang sulung jadi rani di Jiwana,
yang bungsu jadi rani Daha
2 Tersebut pada tahun Saka mukti gune memaksa
rupa (1238) bulan Madu Baginda Jayanagara berangkat ke Lumajang menyirnakan
musuh Kotanya Pajarakan dirusak, Nambi sekeluarga dibinasakan Giris miris
segenap jagad melihat keperwiraan Sri Baginda
3. Tahun Saka bulatan memanah surya (1250)
beliau beliau berpulang Segera dimakamkan di dalam pura berlambang arca
Wisnuparama Di Sila Petak dan Bubat ditegakkan arca Wisnu terlalu indah Di
Sukalila terpahat arca Buda sebagai jelmaan Amogasidi
|
1. Tahun Saka Uma memanah dwi rupa (1256)
Rani Jiwane Wijayatunggadewi
Bergilir mendaki takhta Wilwatikta Didampingi raja put'ra Singasari
2. Atas perintah ibunda Rajapatni Sumber
bahagia dan pangkal kuasa Beliau jadi pengemban dan pengawas Raja muda, Sri
Baginda Wilwatikta
3. Tahun Saka api memanah hari (1253) Sirna
musuh di Sadang, Keta diserang
Selama bertakhta, semua terserah Kepada menteri bijak, Mada namanya
4. Tahun Saka panah musim mata pusat (1265)Raja
Bali yang alpa dan rendah budi
Diperangi, gugur bersama balanya Menjauh segala yang jahat, tenteram
5. Begitu ujar Dang Acarya Ratnamsah Sungguh
dan mengharukan ujar Sang Kaki
Jelas keunggulan Baginda di dunia Dewa asalnya, titisan Girinata
6. Barang siapa mendangar kisah raja Tak puas
hatinya, bertambah baktinya Pasti takut melakukan tindak jahat Menjauhkan diri
dari tindak durhaka
7. Paduka Empu minta maaf berkata :"Hingga
sekian kataku, sang rakawi Semoga bertambah pengetahuanmu Bagai buahnya,
gubahlah puja sastra
8. Habis jamuan rakawi dangan sopan Minta diri
kembali ke Singasari Hari surut sampai pesanggrahan lagi Paginya berangkat
menghadap Baginda
"Negarakretagama
dan Tafsir Sejarahnya" Prof. Dr. Slametmulyana
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !